Sabtu, 25 September 2010

FOTOSINTESIS

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia anabolisme, pembentukan zat makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof.
Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.



INFORMASI GENETIK

Gen dalam bentuknya yang tersimpan adalah perintah genetik yang terkandung di dalam urutan spesifik polimer basa deoksiribonukleat, atau DNA. Urutan spesifik basa nukleat tersebut merupakan faktor kekal yang diwariskan dari tetua kepada turunannya. Gen, yang dalam kamus Genetika Mendel dikenal dengan istilah ‘faktor” atau “pembawa sifat”, selain harus diteruskan kepada turunannya melalui mekanisme cetak-copy (replication), informasi tersebut juga harus terekspresi ke dalam struktur RNA atau protein dengan fungsinya yang khas. 
Dalam proses pewarisan informasi genetik dari tetua kepada turunannya, keseluruhan informasi harus berada sama pada setiap turunan tanpa kehilangan sedikitpun setiap yang ada pada tetua (pembuatan replika), kecuali jika terjadi kecelakaan replikasi atau mutasi. Dan oleh sebab itu, proses pewarisan informasi genetik melalui replikasi DNA harus terpadu dengan pembelahan sel. Jika tidak maka fidelitas (videlity) transmisi dilanggar.
Dari bentuknya yang tersimpan, di dalam urutan spesifik basa nukleat, gen disalin ke dalam rantai tunggal asam nukleat, RNA, dan dikirim ke sitoplasma. Di dalam sitoplasma, protein-protein mesin yang disebut ribosom, menggunakan kamus molekuler dwi-bahasa triplet basa nukleat (atau kodon) – asam amino, menterjemahkan RNA ke dalam bentuk rantai protein.
Dan karena setiap gen bekerja pada lokasi dan waktu tertentu maka protein sebagai hasil terjemahan gen, perlu disasarkan ke lokasi di mana ia bekerja, melalui mekanisme penyasaran protein (protein targeting) atau dihancurkan manakala tidak mencapai kesempurnaan strukturan dan fungsional.
Gen adalah DNA, yaitu suatu materi dengan sifat-sifat fisik-kimiawinya. Ia dapat diisolasi, disimpan di dalam lemari pendingin, dipotong, dan disambung kembali atau disambung dengan potongan DNA yang sumbernya bukan dari organisme yang sama. Namun tidak sekedar benda fisik, ia dapat dikirim ke dalam lingkungan seluler, dan berperilaku sebagai materi biologis: menyimpan informasi, mereproduksi, dan menjadi cetakan bagi ekspresi informasi. Sifat kimia-fisik dan biologis inilah yang menjadi landasan dari lahirnya: bioteknologi molekuler.


Senin, 20 September 2010

PETIR


Petir atau halilintar adalah gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan di mana di langit muncul kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan biasanya disebut kilat yang beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar sering disebut Guruh. Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya.
Petir merupakan gejala alam yang bisa kita analogikan dengan sebuah kapasitor raksasa, dimana lempeng pertama adalah awan (bisa lempeng negatif atau lempeng positif) dan lempeng kedua adalahbumi (dianggap netral). Seperti yang sudah diketahui kapasitor adalah sebuah komponen pasif pada rangkaian listrik yang bisa menyimpan energi sesaat (energy storage). Petir juga dapat terjadi dari awan ke awan (intercloud), dimana salah satu awan bermuatan negatif dan awan lainnya bermuatan positif.
Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus menerus secara teratur, dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan. Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron adalah udara. Pada saat elektron mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan suara. Petir lebih sering terjadi padamusim hujan, karena pada keadaan tersebut udara mengandung kadar air yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih mudah mengalir. Karena ada awan bermuatan negatif dan awan bermuatan positif, maka petir juga bisa terjadi antar awan yang berbeda muatan.

Riset awal

Pada awal penyelidikan listrik melalui tabung Leyden dan peralatan lainnya, sejumlah orang (Dr. Wall, Gray, Abbé Nollet) mengusulkan 'spark' skala kecil memiliki beberapa kemiripan dengan petir.
Benjamin Franklin, yang juga menemukan penangkal petir, berusaha mengetes teori ini dengan menggunakan sebuah tiang yang didirikan di Philadelphia. Selagi dia menunggu penyelesaian tiang tesebut, beberapa orang lainnya (Dalibard dan De Lors) melakukan di Marly di Perancis apa yang kemudian dikenal sebagai eksperimen Philadelphia yang Franklin usulkan di bukunya.
Franklin biasanya mendapatkan kredit untuk menjadi yang pertama mengusulkan eksperimen ini, karena dia tertarik dalam cuaca. (Dia mencipatakan ilmu meteorologi.)

Riset modern

Meskipun eksperimen dari masa Franklin menunjukkan bahwa petir adalah sebuah discharge dari listrik statik, hanya ada sedikit peningkatan dalam teori ini selama lebih dari 150 tahun. Pendorong untuk riset baru berasal dari bidang teknik tenagajalur transmisi tenaga digunakan dan teknisi ingin mengetahui lebih banyak tentang petir. Meskipun sebabnya diperdebatkan (dan masih berlanjut sampai sekarang), riset menghasilkan banyak informasi baru tentang fenomena petir, terutama jumlah arus dan energi yang terdapat.

Perlindungan terhadap Sambaran Petir

Manusia selalu mencoba untuk menjinakkan keganasan alam, salah satunya adalah bahaya sambaran petir. Ada beberapa metode untuk melindungi diri dan lingkungan dari sambaran petir. Metode yang paling sederhana tapi sangat efektif adalah metode Sangkar Faraday. Yaitu dengan melindungi area yang hendak diamankan dengan melingkupinya memakai konduktor yang dihubungkan dengan pembumian.